Kamis, 13 Agustus 2009

Penggusuran Kaum Miskin Kota


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 300 bangunan liar, termasuk puluhan rumah industri rumahan konveksi yang berdiri di sepanjang bantaran Kali Cibubur dan Saluran Penghubung Krendang, Kamis (13/8), dibongkar ratusan petugas. Saat pembongkaran selesai, air dari sejumlah saluran yang sebelumnya tersumbat mengucur deras ke kali.

Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat R Heryanto dan Camat Tamboran, Imron di sela pembongkaran mengatakan, penertiban bangunan liar ini untuk memulihkan kembali saluran-saluran air yang tersumbat dan rusak karena tertutup bangunan, lantai beton, dan tumpukan sampah.

Kepada wartawan, Heryanto lalu menunjukkan barang-barang yang menyumbat saluran air saat puluhan rumah liar yang sehari-hari digunakan untuk usaha konveksi dibongkar. Ia memaparkan, puluhan bangunan ini berdiri di atas kali selebar enam meter sudah sejak 20 tahun lalu.

”Yang kaya, yang miskin, semuanya mau menguasai kali. Saluran-saluran pembuangan ke kali menjadi tidak berfungsi karena mampat. Sebagian karena sengaja ditutup oleh para penghuni bangunan liar itu, sedang sebagian lagi tumpukan barang dan sampah,” papar Heryanto.

Mahdi (30), warga Kelurahan Krendang, mengakui, kehadiran ratusan bangunan liar itu menyebabkan banjir. ”Saya senang melihat air kotor mulai mengalir dari saluran-saluran pembuangan ke kali,” ucapnya.

Sejumlah warga lainnya mendukung penertiban bangunan liar di bantaran kali yang membuat wilayah sekitarnya terendam banjir saat musim hujan tiba. “Saya berharap, penertiban dilanjutkan dengan membongkar deretan bangunan liar mandi cuci kakus di tepian kali. Juga sejumlah bengkel sepeda motor yang membuang oli ke bantaran kali dan membuat air tanah berbau oli,” kata Nanang (36).

Camat Imron menjelaskan, sepekan sebelum ratusan bangunan tersebut ditertibkan, pihaknya sudah menyampaikan peringatan dan rencana pembongkaran kepada para penghuni bangunan liar tersebut.

”Mereka tampaknya memilih dibongkar ketimbang membongkar sendiri bangunan mereka,” tegas Imron. Wakilnya, Isnawa Adji mengatakan, penertiban ini mendapat tanggapan dan dukungan mayoritas warga sehingga pembongkaran berjalan lancar. Menurut Heryanto, pembongkaran masih akan dilakukan beberapa hari mendatang.

”Yang harus dibongkar masih sepanjang satu kilometer lagi,” ucapnya.

Heryanto menjelaskan, wilayah Jakbar yang terdiri dari delapan kecamatan memiliki 200 saluran pembuangan yang kondisinya memprihatinkan dan nyaris tidak berfungsi karena tertutup bangunan liar. ”Saluran yang rusak mencapai tiga kilometer. Itu baru satu saluran. Memprihatinkan to?” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar